Renungan: “Living by Faith: Melakoni Hidup Beriman”
"... Dan hidupku
yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang
telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku." Galatia.
2:19b-20
Kata “iman” dalam kehidupan Kristen seringkali
dipahami secara sepenggal. Iman sering dipahami hanya sebagai “aktivitas
mempercayai hal-hal tertentu tanpa proses berpikir dengan rasio.” Hal ini
sangat berbeda dengan apa yang disaksikan Alkitab, khususnya Perjanjian Baru.
“Iman” di dalam Perjanjian Baru merupakan integrasi yang utuh antara mengetahui
(menggunakan rasio), mempercayai (menerima), dan menghidupi (menjalani dalam
kehidupan sehari-hari) kebenaran Allah. Seorang penafsir Alkitab menafsirkan
“hidup oleh iman” dalam Galatia 2:20 sebagai “totally trust and surrender to
Christ as the only Savior and Lord in our life.” Hidup oleh iman bukan sekadar
mempercayai apa yang telah Allah kerjakan di dalam diri orang percaya melalui kepercayaan pada karya
kematian dan kebangkitan Anak-Nya, Yesus Kristus. Hidup oleh iman menuntut
totalitas percaya dan menyerahkan hidup kita untuk dipimpin dan dikendalikan
Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Pemilik hidup kita. Hidup oleh iman adalah
mempercayai karya Kristus dan mengikuti serta mentaati Dia setiap hari dalam
segala aspek hidup kita.
Di
dalam konteks pelayanan Perkantas Jember, setidaknya ada dua hal yang dapat
kita renungkan dari tema “Hidup oleh Iman” dari Galatia 2: 20 ini.
Living by faith atau hidup oleh iman adalah hidup
penuh ketaatan dari setiap pelayan yang terlibat di pelayanan Perkantas Jember
kepada Allah di dalam Kristus, yang memiliki pelayanan ini. Program kerja dan
seluruh strategi pelayanan yang ada harus berangkat dari pimpinan dan kehendak
Tuhan.Karena itu, dasar dari semua gerak pelayanan ini harus diawali dari
pencarian kehendak Tuhan, yang diwujudkan melalui keintiman setiap pribadi
dengan Allah. Membangun spiritualitas yang intim dengan Allah harus menjadi
orientasi gerak program dan strategi pelayanan Perkantas Jember. Jika setiap
elemen pelayanan yang ada bergerak bersama dalam keintiman dengan Allah, maka
bukan hanya kehendak Allah yang menjadi program dan strategi, tetapi kekuatan
dan kuasa dalam pelayanan akan menjadi realita pelayanan.
Living by faith means serving by faith. Hidup oleh
iman di dalam pelayanan juga berarti melayani oleh iman. Ungkapan “yang
menyerahkan diri-Nya untuk aku” merupakan sebuah kesadaran Rasul Paulus akan
standar pelayanan Kristus adalah pengorbanan diri untuk orang-orang yang
dilayani. Ini adalah sebuah teladan dari Kristus, sekaligus kuasa dari Kristus
bagi Paulus untuk berani mengorbankan diri bagi domba-domba yang dilayani.
Maka, pelayanan yang dihidupi dari iman kepada Kristus haruslah melahirkan
orang-orang yang lebih berani dan lebih banyak lagi utk berkorban sacara waktu,
pikiran, tenaga, dan bahkan harta benda untuk orang-orang yang dilayani.
Kiranya pelayanan Perkantas Jember di tahun 2015 makin banyak melahirkan para
pelayanan yang hidup dan melayani oleh iman di dalam Kristus.
Comments