Apa komentar mereka tentang Paskah…?




Paskah seharusnya menjadi momen kristiani yang paling agung. Namun seringkali Paskah tenggelam di tengah gegap gempita Natal. Mau tahu buktinya? Coba tilik, berapa anggaran dana gereja yang dialokasikan untuk Paskah? Bandingkan dengan alokasi dana gereja untuk Natal! Pasti kalah jauh… Pertanyaannya adalah: masihkah generasi ini tergetar hatinya di dalam merayakan Kebangkitan Kristus? Inilah sebagian komentar mereka, generasi yang disebut sebagai cyber generation…

Leonika (TPS-Mhs. FTP UJ)
“Menurut saya, Paskah saat ini lebih banyak bersifat ceremonial. Bagi saya, Paskah itu harusnya dirayakan setiap hari. Hidup seorang Kristen sejati seharusnya tidak terpaku pada acara tahunan, seperti momen peringatan Natal atau Paskah sesuai kalender. Paskah atau Kebangkitan Kristus seharusnya dirayakan setiap hari di dalam hidup seorang Kristen sejati.”

Yuliyana (Ketua Permaker-Mhs. FKIP UJ)
“Paskah harus dimaknai di dalam konteks kita sebagai warga Negara yang sedang “sakit” ini. Hal ini berarti bahwa Paskah adalah sejauh mana kasih Allah dapat kita nayatakan bagi sesama. Kalau Paskah hanya dimaknai dengan pembagian telur dan pesta, maka orang Kristen tidak akan pernah bisa menyatakan kasih Allah kepada orang lain. Karena itu memaknai Paskah berarti melepaskan diri dari sikap egosentris. Bagi saya, seberapa besar kita memaknai Paskah bergantung pada seberapa peduli kita kepada Indonesia yang sedang dirundung malang ini.

Sherliana, SKG. (calon dokter gigi)
Bagiku Paskah bukan cuman ceremony atau tradisi belaka. Lebih, lebih daripada itu. Elemen dasar dari Paskah adalah Kristus sendiri. Tetapi seiring de-ngan berjalannya waktu se-ring dikaburkan dengan ornamen-ornamen lain, seperti telur , dan lain-lain. Menurutku, bahkan Paskah maknanya lebih dari sekadar roti dan anggur. Aku punya pendapat sendiri tentang Paskah. Setiap tahun, ketika peringatan Paskah hadir, aku sering bertanya kepada diriku sendiri, “Bisakah aku setaat Kristus di dalam menjalankan kehendak Bapa?” Dan seringkali aku dapati diriku masih hidup di dalam inkonsistensi. Setiap perayaan Paskah itu datang, pertanyaan itu kembali dating, “Mampukah aku taat menjalankan kehendak Bapa, berapapun harga yang harus kubayar?” Itulah Paskah; ketaatan yang tuntas… Easter, it's more than sacrifice, it’s obeying our awesome God!

Mereka adalah generasi abad ini. Namun mereka telah berani memaknai Paskah di dalam realita hidup mereka. Sedikit banyak Paskah telah menjadi intim dalam hidup mereka. Bagaimana dengan Anda? Adakah pemaknaan Paskah yang mendalam dalam hidup Anda?

Comments

Popular posts from this blog

ALUMNI BERMISI

NADIA KRISTANTI (Ketua Persekutuan Siswa Kristen Jember)