ALKITAB BUKANLAH SEBUAH NOVEL
Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah
mengajarkannya kepadamu. Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.
(2 Timotius 3:14-17)
Ada novel yang saya gemari dari
dulu, yaitu karya Agatha Christie. Biasanya saya mampu menghabiskan sehari penuh
untuk tenggelam dalam ceritanya. Namun meski saya adalah penggemar novel ini, saya tidak
mungkin selalu membacanya berulang-ulang atau bahkan mengingat-ingat setiap
detail ceritanya. Semenarik apapun isi ceritanya, itu adalah hasil imajinasi
dari Agatha, yang artinya tidak nyata dan tidak akan berdampak dalam hidup
kita.
Alkitab bukan buku biasa. Alkitab adalah
Firman Allah yang diilhamkan oleh Allah dan disampaikan oleh orang-orang kudus.
Tapi faktanya, seringkali kita memperlakukan Alkitab seperti novel. Kita hanya
membacanya sekali kemudian menaruhnya dalam kardus. Mungkin disaat butuh kita
akan mencari dan membukanya.
Jika tidak,
kita mungkin melupakan tempat kita menaruhnya,
sampai akhirnya dipenuhi debu dan menjadi lapuk. Bahkan mungkin ada diantara
kita yang menganggap bahwa Alkitab hanyalah buku petuah kuno yang sudah tidak
lagi relevan dengan kehidupan masa kini.
Paulus menasehati Timotius untuk
berpegang teguh pada kebenaran yang ada dalam Alkitab. Karena melalui Alkitab
kita bisa menjadi bijaksana, tahu bagaimana hidup benar di mata Allah dan
menemukan Pribadi yang nyata didalamnya. Kita akan diajar, diperbaiki, ditegur
serta menemukan pengharapan di dalamnya. Meski ditulis ratusan tahun lalu, isinya tetap
revelan dengan kehidupan kita sekarang. Ajaran, teguran dan pengharapan, semua
itu akan kita dapatkan asalkan kita mau membaca, menyelidikinya dengan tekun
setiap hari serta mempercayainya. Ketika sudah berakar
didalamnya, kita akan mendapati diri kita telah dipersenjatai melawan “Penipu”
yang menginginkan kita tersesat dan terjatuh dalam jurang kebinasaan. Kita
menjadi kuat menghadapi godaan dan kesulitan yang ada di depan kita.
Jika kita memakai Alkitab sebagai sumber tuntunan hidup kita dan mengikuti semua petunjuknya, maka kita akan bertumbuh menjadi manusia kepunyaan Allah, sempurna dan diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik. Adakah sumber yang lebih baik dari Alkitab? Jawabannya adalah tidak! Kiranya kita tidak mengabaikan Alkitab begitu saja dan menganggapnya hanya sekedar buku petuah kuno atau bahkan novel. Kiranya kita dapat mencintai Alkitab dan mau bertekun membaca dan mempelajarinya setiap hari. Tuhan Yesus memberkati.
Oleh Wahyu Wiji Pratiwi, S. P.
Comments