The Mystery of Incarnation

Sebuah Refleksi Teologis dari 1 Timotius 3:16

“And without controversy great is the mystery of godliness: God was manifested in the flesh, Justified in the Spirit, Seen by angels, Preached among the Gentiles, Believed on in the world, Received up in glory.” (NKJV)



Tubuh atau daging adalah tempat di mana kita mendapatkan realitas hidup kita di dalam ruang, waktu, atau sejarah manusia. Di sepanjang zaman, manusia sering terjebak ke dalam dua ekstrim yang berbeda di dalam melihat tubuh. Pada satu sisi, manusia sering melihat tubuh sebagai suatu kutukan, sesuatu yang hina, “penjara” yang daripadanya kita harus melepaskan diri demi pencapaian sebuah “kesejatian hidup.” Di dalam pandangan yang mempertentangkan da-ging dan roh ini, kemuliaan hidup terletak pada roh manusia, dan bukan pada tubuh. Pada sisi ekstrim yang lain, manusia seringkali malah memuja tubuh dan dagingnya sedemikian rupa, sehingga orientasi hidupnya diarahkan hanya kepada pemujaan, pemuasan, dan pen-dandan-an tubuhnya. Bagi orang-orang seperti ini, tubuhnya adalah jati dirinya. “Your body is you” atau “you are what you wear” menjadi contoh motto hidup mereka.

Namun Alkitab memberikan sebuah pandangan yang “mendobrak” dan merombak kedua konsep di atas. Tubuh bukan untuk dipuja, karena tubuh telah sedemikian terkontaminasi dosa. Tubuh bukan pula untuk dinista, karena di dalam tubuhlah Allah menebus dosa manusia. Ya, inkarnasi adalah sebuah cara Allah yang unik; sebuah cara yang mencengangkan sekaligus memusingkan dunia. Bagaimana mungkin Allah Yang Kudus, Yang Mulia, Yang Kekal, dan Yang Tak Terjangkau segala pikiran zaman, kini telah memasuki sejarah manusia di dalam segala keterbatasan tubuh manusia? Karenanya, Rasul Paulus memproklamirkan sebuah pujian: “And without controversy great is the mystery of godliness: ‘God was manifested in the flesh’— Sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: ‘Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia…’”

Istilah “inkarnasi” memang tidak terdapat dalam Alkitab kita. Inkarnasi berasal dari bahasa Latin, in (ke dalam) dan caro (daging). Namun inkarnasi adalah konsep teologis yang berakar dari pernyataan Alkitab sendiri bahwa Allah atau Firman itu telah menjadi daging (band. Yoh. 1:14). Lalu mengapa Paulus menyebutnya sebagai “misteri ibadah”? Inkarnasi adalah sebuah misteri karena kebenaran ini tersebunyi di sepanjang kehidupan, sampai akhirnya Allah sendiri menyatakannya di dalam kelahiran Yesus Kristus melalui anak dara Maria. Inkarnasi adalah sebuah misteri karena ia melampaui rasio dan segala pemahaman manusia. Namun misteri itu telah disingkapkan oleh Kitab Suci, sehingga ia telah menjadi “rahasia ibadah” kita. Di dalam inkarnasi, yaitu Allah yang menjadi Manusia, seluruh ciptaan, dan bahkan malaikat, dapat menyaksikan dan memuji kemuliaan Allah. Akhirnya, di dalam inkarnasi pula, seluruh bangsa boleh mengalami anugerah Allah, karena Yesus Kristus yang datang untuk “berkemah” di antara manusia, telah rela menjadi korban tebusan kekal bagi dosa-dosa manusia.

Itulah “rahasia ibadah” kita; setiap orang yang menyambut inkarnasi dan mau mengenal “Firman yang menjadi Manusia” itu ia akan hidup kekal (band. Yoh. 17:3). Penebusan manusia yang berdosa menjadi sebuah keniscayaan, karena Allah yang kudus rela “terpenjara” di dalam daging.Inilah sebuah misteri itu; bagaimana mungkin Allah sebagai Pemilik Langit dan Semesta nan Agung ini, rela hidup dalam keterbatasan daging? Bagaimana mungkin Allah yang menyediakan makan bagi segala mahluk di jagad raya ini, kemudian harus sedemikian bergantung pada sang ibu agar Ia sendiri dapat dikenyangkan oleh air susu sang ibu? Lalu bagaimana mungkin Allah yang mendandani bunga bakung dengan pakaian yang lebih indah daripada milik Salomo itu, kemudian harus rela kedinginan karena Ia sendiri dengan telanjang lahir di kandang?

Namun inkarnasi telah menjadi cara Allah yang demikian luar biasa untuk menyelamatkan kita, insan-insan yang hina. Di dalam daging, Dia harus disesah, dihempaskan, terluka, dan berteriak, “Aku haus!” Di dalam daging pula, Dia meregang nyawa, rela terpisah dari Sang Bapa yang kemudian Ia panggil, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Inkarnasi adalah sebuah misteri. Namun inkarnasi pula yang memampukan hati dan mulut kita tetap memuji... “Solo Christus! Soli Deo Gloria…!”


Original presented in Newsletter Perkantas Jember

Comments

Popular posts from this blog

ALUMNI BERMISI

NADIA KRISTANTI (Ketua Persekutuan Siswa Kristen Jember)